Menko PKM : Pengelolaan Sampah dengan Manfaatkan Maggot Patut Mendapat Penanganan Serius

MAKASSAR, BERANDANEWS.NET –  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Muhadjir Effendy, kunjungi Bank Sampah Paccerakkang.  Yang telah menggunakan teknologi food waste bank based on BSF Breeding Technology, Makassar, Selasa (26/07/2022).

Menurutnya permasalahan persampahan bukan hanya menjadi masalah di Kota Makassar, namun menjadi masalah global. Langkah yang telah di lakukan Pemkot Makassar dengan adanya Bank Sampah, yaitu memanfaatan maggot menjadi hal yang patut di beri penanganan serius. Sehingga dapat di kembangkan dan di replikasi di beberapa titik lainnya.

Baca Juga : DPRD Sahkan Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pemkab Gowa 2021

“Kita berharap Makassar dapat menjadi contoh terbaik dalam pengelolaan sampah, dengan menggandeng Universitas Hasanuddin untuk melakukan riset membuat replikasi serupa.  Sehingga kedepannya minimal ada 10 instalasi serupa yang dapat beroperasi,” ujarnya, kepada Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi, yang turut mendampingi peninjauan Bank Sampah Paccerakkang.

Bahkan, tokoh masyarakat Andi Amran Sulaiman, yang turut mendampingi kunjungan tersebut.  Andi Amran Sulaiman Bersedia menjadi off taker maggot sebesar 20 ton perhari dari hasil Bank Sampah Paccerakkang.

Menjawab tantangan tersebut, Direktur Yayasan Peduli Negeri (YPN) Saharuddin Ridwan menyatakan kesiapan, jika di tunjang dengan ketersediaan bahan baku untuk di olah. Saat ini kemampuan produksi mencapai 1-5 ton perhari. Namun ini dapat di tingkatkan dengan menambah kantong-kantong suplai bahan baku seperti yang telah di lakukan di Untia, ujarnya.

Baca Juga : Pengukuhan Asosiasi Aku Mandiri Ambo Dalle: Berharap Mampu Jadi Penunjang Perekonomian Bone

Sebagian besar bahan baku berupa sisa-sisa makanan di kota Makassar berpotensi mencapai 400-500 ton perhari dari restaurant, hotel, maupun cafe. “Kita akan berkoordinasi dengan camat, untuk menghitung potensi masing-masing wilayah,” tambahnya.

Sedangkan untuk titik-titik pembangunan replikasi dapat di lakukan di beberapa titik TPS 3R (reduce, reuse, recycle). Yang terdapat di daerah Bulurokeng, BTP, Sambung Jawa, dan beberapa titik lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button