Warga Laporkan Oknum Polisi Dugaan Perampasan Ternak Sapi
Oknum Polisi Mengaku Tak Terlibat
Warga, seorang pemilik sapi melaporkan oknum polisi atas dugaan keterlibatan dalam perampasan hewan ternaknya. Namun, sang polisi yang juga penyidik membantah tudahan itu.
BERANDANEWS.NET, BONE — Seorang pertenak, warga Jalan Husein Jeddawi, Kelurahan Macege, Tanete Riattang Barat, Bone, Sulawesi Selatan melaporkan oknum polisi TA ke Propam.
Dalam laporannya, warga bernama Asdandi mengaku korban perampasan beberapa ekor sapi melibatkan oknum polisi.
Asdandi bersama iparnya Adi melaporkan hal ini ke Kabid Propam Polres Bone, Selasa (5/10/2021). Ia melaporkan dugaan perampasan tersebut terjadi dua kali, di Desa Bolli berbatasan Desa Lompu pada bulan September lalu.
“Yang mereka ambil tiga ekor sapi, dua adalah sapi milik saya. Cuma yang pelihara mertua saya (Tawile). Satu lgi ekor milik Asdandi,” kata Adi ipar korban.
Adi menerangkan lebih jauh, bahwa kejadian tersebut bermula ketika seorang warga Desa Lompu, Samire mengaku kehilangan sapi. Kejadian itu pada Agustus lalu.
Entah atas dasar apa, Samire mengklaim sapi peliharaan Tawile sebagai miliknya. “Satu sapi mereka ambil dari pedagang atas nama Anto awal bulan September. Akibatnya kami harus mengembalikan uang hasil penjualan, meski sapi tidak kembali,” ungkapnya.
Kemudian, berselang beberapa minggu, lanjut pelapor, mereka mengambil lagi dua ekor.
Pada kejadian kedua ini, pelapor menyebut oknum polisi TA ikut dalam kejadian ini.
Saat itu, kata Adi, TA datang bersama beberapa orang rekannya. TA, lanjut Adi, lantas meminta Aris yang masih keluarga korban Asdandi untuk memanggil Tawile.
Bahkan, kata Adi lagi, TA sempat melepas tembakan dua kali saat Aris dan Asdandi meninggalkan tempat untuk pergi memanggil Tawile.
Namun begitu kembali ke tempat kejadian, TA beserta rekan dan dua ekor sapi sudah tidak ada.
Belakangan terungkap, tiga ekor sapi tersebut berada di rumah Kepala Desa Lompu. “Katanya mau mediasi, tapi sampai sekarang tidak ada,” kata Adi.
Oknum Polisi Membantah
Sementara itu terpisah, TA yang merupakan penyidik Unit Resum Polres Bone membenarkan soal kedatangannya di lokasi kejadian. Namum membantah, jika sempat melepas tembakan.
“Tidak pernah, saya memang ke sana kemudian saya minta agar memanggil yang punya sapi supaya bisa di pertemukan sama yang mengklaim. Begitu pergi, saya pulang,” terangnya.
“Selepas itu, saya tidak tahu lagi, ada kejadian apa, tapi intinya mereka saling lapor,” kata TA.
Anehnya, Samire selaku pihak yang mengklaim justru baru membuat laporan setelah sapi tersebut berada di rumah Kepala Desa.
Sementara, Kepala Desa Lompu belum bisa memberi keterangan.
“Sebentar dek, saya lagi bawa mobil jadi belum bisa bicara sekarang,” Pungkasnya sambil menutup telepon. (*)