Sektor Jasa Keuangan Sulsel Tetap Stabil, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Tengah Ketidakpastian Global

Google News Icon

MAKASSAR, BERANDANEWS.NET– Di tengah dinamika perekonomian global dan nasional yang penuh tantangan, sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan tetap menunjukkan kinerja yang stabil dan resilien. Hal ini menjadi pilar penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi daerah yang tetap tumbuh positif, bahkan melampaui rata-rata nasional.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah ini terus menunjukkan daya tahan dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai tekanan ekonomi. Menurutnya, kondisi tersebut tercermin dari fungsi intermediasi keuangan yang berjalan dengan baik serta profil risiko yang tetap terjaga.

“Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tetap tangguh dan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Stabilitas ini menjadi fondasi kuat bagi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Muchlasin dalam keterangannya di Makassar.

Pertumbuhan Perbankan yang Konsisten

Per April 2025, kinerja perbankan di Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan positif. Total aset perbankan tumbuh sebesar 6,32 persen (year-on-year/yoy) mencapai Rp204,95 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun meningkat 7,60 persen yoy dengan nilai mencapai Rp139,38 triliun. Mayoritas dana masyarakat ini berbentuk tabungan, yang mencakup 58,83 persen dari total DPK.

Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 3,81 persen yoy dengan nilai mencapai Rp165,56 triliun. Kredit produktif mendominasi penyaluran dengan porsi 53,80 persen. Namun, pertumbuhan kredit terbesar justru datang dari kredit konsumtif yang meningkat 7,87 persen yoy. Dari sisi sektor ekonomi, perdagangan besar dan eceran menjadi penyerap kredit terbesar dengan porsi 22,98 persen atau senilai Rp38,05 triliun.

Kinerja intermediasi juga tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 120,92 persen. Meskipun cukup tinggi, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga di level 3,00 persen.

Perbankan Syariah Tumbuh Lebih Agresif

Tak hanya perbankan konvensional, perbankan syariah di Sulawesi Selatan juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada periode yang sama, aset perbankan syariah tercatat tumbuh 17,19 persen yoy menjadi Rp17,25 triliun. Penghimpunan DPK meningkat 13,60 persen menjadi Rp12,18 triliun, sedangkan penyaluran pembiayaan tumbuh pesat sebesar 20,85 persen yoy menjadi Rp15,01 triliun.

“Perbankan syariah menunjukkan peran strategis dalam memperluas akses keuangan masyarakat dan menjadi alternatif pembiayaan yang terus berkembang,” kata Muchlasin.

Rasio intermediasi perbankan syariah bahkan lebih tinggi, yakni 123,25 persen, dengan tingkat pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) yang tetap rendah di angka 2,10 persen.

Dorong Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan

Muchlasin menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan menjadi modal penting dalam mendukung transformasi ekonomi di Sulawesi Selatan menuju pertumbuhan yang lebih inklusif, produktif, dan berkelanjutan.

“Peran sektor jasa keuangan tidak hanya soal angka dan pertumbuhan, tetapi juga tentang bagaimana mendukung sektor riil, UMKM, dan pembangunan daerah secara keseluruhan,” jelasnya.

OJK juga terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di daerah melalui berbagai program edukasi dan sinergi dengan pemangku kepentingan, baik di tingkat pemerintah daerah, industri, maupun masyarakat.

Dengan capaian kinerja yang positif ini, sektor jasa keuangan Sulawesi Selatan diproyeksikan tetap menjadi motor penggerak utama dalam menopang perekonomian regional, sekaligus menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button