PKK Sulsel Hadirkan Ustad Firanda, Kaji Penyakit Ain, Plt Gubernur: Ini Penting Kita Pelajari
Penyakit Ain Berbahaya, PKK Sulsel Hadirkan Ustad Firanda Untuk Mengkaji
Penyakit ain salah satu penyakit yang berbahaya. Karena itu, PKK Sulsel menghadirkan ustad Firanda untuk melakukan kajian. Langkah itu mendapat respons dari Plt Gubernur Sulsel. “Ini penting kita pelajari.” kata Andi Sudirman Sulaiman.
MAKASSAR, BERANDANEWS.NET – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menghadiri kajian Andalan Mengaji Tim Penggerak PKK Sulsel. Kajian berlangsung di Gedung Balai Kartini, Jalan Masjid Raya, Makassar, Sabtu, 16 Oktober 2021.
Kajian secara hybrid tersebut menghadirkan Ustadz Firanda Andirja, Lc, M.A. Kajian mengangkat tema kajian “Waspada Penyakit “‘Ain”.
Andi Sudirman menuturkan penyakit ‘ain benar adanya, sehingga sepatutnya mengetahui seperti apa penyakit itudan bagaimana mengobatinya.
“Banyak saya dapatkan orang seperti itu karena kagum melihat sesuatu hal, terlalu memuji, jadi hati-hati penyakit ain. Dalam Islam kita patut pelajari bagaimana sahabat dahulu mempelajari seperti ini,” katanya.
Terlebih lagi, lanjut Andi Sudirman, penyakit ‘ain bisa menyebabkan kematian. “Sehingga, kajian ini penting kita pelajari,” tegasnya.
Ustadz Firanda dalam kajiannya menyampaikan penyakit al ‘ain adalah penyakit yang berbahaya. Namun, berbagai persepsi muncul atas penyakit tersebut.
Ada ada yang percaya dan tak sedikut pula orang yang menolak karena tidak percaya, mengaitkan berbagai masalah dengan penyakit ‘ain.
“Ada yang menolak tidak percaya dengan penyakit ‘ain. Mungkin karena menurutnya tidak logis hanya dengan melihat orang bisa sakit,” ucapnya
“Benar, bahwasanya penyakit al ‘ain adalah penyakit yang berbahaya. Sampai hadis menyebutkan, mayoritas umatku yang meninggal akibat penyakit ‘ain,” tegasnya.
Penyakit ‘ain, menurutnya Ustadz Firanda, tidak mesti akibat pandangan buruk seseorang kepada orang lain. Tetapi, bisa karena pandangan kagum terhadap orang lain.
Pencegahannya, katanya, bisa dengan membentengi diri, membaca zikir pagi dan petang, membaca doa, serta tidak terlalu memuji. Dan, tidak memandang buruk sesuatu yang ia pandang.
“Ketika kita melihat sesuatu yang mempesona, hati-hati itu ciri kita sedang mengain. Pandangan yang tidak biasa itu ‘ain. Tapi jangan lupa mendoakan atas pandangan kita tersebut,” ungkapnya.
Bagaimana menghadapi hal ini?, Firanda menyebutkan selain membentengi diri dengan membaca zikir pagi dan petang, juga hindari sikap pamer dan mencari perhatian berlebihan. Tidak menceritakan kenikmatan yang ia miliki kepada orang lain.
“Setiap melihat kenikmatan jangan lupa memuji nama Allah Subhana Wa Ta’ala, Masha Allahu Quwata Illabillah,” terangnya.
Untuk pengobatannya, Ustadz Firanda mengatakan, selain melalui ruqyah, pengobatan terhadap ‘ain bisa dengan meminta orang yang memuji untuk berwudhu atau mandi dan menyiramkan sekali ke tubuh. (*)