SPJM Terus Tingkatkan Marine Awareness Para Awak Kapal
MAKASSAR,BERANDANEWS.NET, – Prioritaskan keselamatan dalam melayani pengguna jasa, Pelindo Jasa Maritim berikan materi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) serta Manajemen Keselamatan di bidang marine untuk menjaga marine awareness para awak kapal.
Siapa yang tidak ingat berbagai kecelakaan yang menimpa kapal-kapal di dunia? Sebut saja kecelakaan The Herald of Free Enterprise tahun 1987 yang menyebabkan 193 penumpang meninggal dunia. Ternyata setelah diperiksa, ditemukan penyebab kecelakaannya adalah kelalaian seorang kru kapal. Pada saat berangkat dari Pelabuhan pintu utama kapal masih dalam kondisi belum sepenuhnya ditutup. Hal tersebut menyebabkan air laut membanjiri dek. Kapal The Herald of Free Enterprise yang tidak dilengkapi dengan kompartemen banjir akhirnya terbalik karena air memenuhi dek.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1994, IMO mengadopsi ISM-Code dan diberlakukan mulai 1 Juli 1998, dimana diberlakukan standar internasional untuk manajemen dan pengoperasian kapal yang aman dan untuk pencegahan polusi.
Di Indonesia, ada PM 45 Tahun 2012 tentang Manajemen kapal. Materi-materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) serta keselamatan kapal ini diberikan kepada para awak kapal PT Pelindo Jasa Maritim yang dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain Tanjung Perak, Balikpapan, Dumai, dan Belawan. Di waktu mendatang materi serupa juga akan diberikan kepada awak kapal di daerah lainnya seperti Jakarta, dan Makassar, serta sejumlah area dimana SPJM melakukan kegiatan operasional.
Hal ini bertujuan untuk mewujudkan layanan yang dengan standar yang sama di seluruh wilayah kelolaannya, Hal ini diharapkan dapat langsung berdampak pada peningkatan layanan yang dirasakan manfaatnya oleh pemakai jasa dalam bidang keselamatan.
Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim, Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar mengatakan, “Keselamatan menjadi hal yang sangat krusial karena risiko karena kelalaian atau tindakan yang mengabaikan keselamatan sangat besar dampak kerugiannya bagi pengguna jasa dan SPJM sendiri, serta risiko fatality yang tentu saja mengancam nyawa para awak kapal di tempat kerja”.
Beberapa hal yang ditekankan kepada para awak kapal utamanya adalah peran dan tanggung jawab masing-masing awak ketika bekerja, kegiatan yang sesuai dengan standar operasi dan layanan, kesiapsiagaan pada keadaan darurat dan responnya, serta kondisi peralatan dan tempat kerja yang rutin dilakukan berupa maintenance dan pemeliharaan. Selain itu HSSE ditumbuhkan agar menjadi kebiasan (habit) dimana para awak mengenal dengan baik P3K di kapal jika terjadi kondisi darurat di area kerja.
Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar, menyampaikan, “Sudah menjadi kewajiban setiap awak kapal untuk memahami peran dan tanggung jawabnya serta menjaga keselamatan selama di tempat kerja, hal ini demi diri mereka sendiri, perusahaan, serta pengguna jasa.”
Selain itu SPJM juga menekankan kegiatan Fit to Work bagi para awak sebelum melakukan aktivitas. Program kesehatan kerja yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pekerja sehingga dapat bekerja tanpa menimbulkan tindakan tidak aman yang berdampak pada kecelakaan kerja.
Lebih lanjut, Patrick mengatakan bahwa marine awareness dari setiap crew kapal, bagaimana mereka merespon keadaan darurat, serta menerapkan K3 tanpa kompromi demi keselamatan Bersama. Itulah mengapa drill HSSE terus dilakukan untuk menanamkan kesadaran crew akan pentingnya selalu waspada dan terlatih menangani kondisi darurat sebelum menimbulkan fatalitas.
Ini merupakan inisiasi perusahaan untuk menjadi semakin baik dari sisi internal khususnya bidang Marine di 37 pelabuhan. Untuk tahun 2023, secara bertahap, cabang yang menjadi prioritas utama pelaksanaan standarisasi marine di tahun ini adalah Belawan, Tanjung Priok, Makassar, Balikpapan, Ambon, dan Sorong. (*/rls)