Menanam Harapan di Pesisir Tekolabbua: Kisah KALLA Jaga Mangrove Lestari

MAKASSAR, BERANDANEWS.NET – Di pesisir Kelurahan Tekolabbua, Kabupaten Pangkep, hamparan hijau mangrove kini semakin luas menutupi garis pantai. Bibit-bibit muda yang dulu hanya setinggi betis kini menjulang hingga dada orang dewasa. Di tengah suara ombak, puluhan relawan berseragam hijau muda menancapkan bibit baru ke dalam lumpur basah, membawa semangat yang sama: menjaga bumi dari tepi laut.
Aksi tersebut merupakan bagian dari program Mangrove Lestari yang digagas oleh Kalla. Tahun ini, sebanyak 41.000 bibit mangrove ditanam di area seluas 4,1 hektare di Tekolabbua. Program ini dijalankan bersama Kelompok Tani Nelayan Sejahtera Kabupaten Pangkep dan melibatkan relawan dari berbagai unit bisnis.
Corporate Communication & Sustainability Department Head Kalla, Nadya Tyagita, menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. “Aksi ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sesuai dengan misi perusahaan kami. Kita mendesain programnya selama lima tahun pada lahan seluas 24 hektare,” ujarnya.
Sejak dimulai pada tahun 2022, total 114.000 pohon mangrove telah tertanam di lahan seluas 13,6 hektare. Tidak hanya menanam, program ini juga membangun pusat edukasi dan pembibitan mangrove untuk kelompok nelayan setempat. Area pembibitan tersebut mampu menghasilkan hingga 100.000 bibit mangrove setiap tahunnya, menciptakan siklus pelestarian yang berkelanjutan.
Upaya pelestarian ini juga membuahkan hasil gemilang. Pada ajang Top CSR Awards 2025 yang digelar oleh TopBusiness di Hotel Raffles Jakarta, Kalla meraih penghargaan Top CSR Awards 2025 #Star 4 serta Top Leader on CSR Commitment 2025 yang diberikan kepada CEO Solihin Jusuf Kalla.
Salah seorang relawan, Siti Shafiyah, mengaku terharu melihat perubahan nyata di lokasi penanaman. “Bisa turun menanam mangrove lagi sangat menyenangkan, seru, dan hopeful. Semoga kita dapat terus berkontribusi seperti ini dalam menjaga keberlanjutan,” tutur Shafa.
Dampak positif program ini juga dirasakan masyarakat Tekolabbua. Sekretaris Lurah Tekolabbua, Syamsul Bahri, mengatakan bahwa konservasi mangrove sangat membantu kehidupan nelayan. “Kami memiliki penduduk sekitar 2.000 jiwa dan 80 persennya adalah nelayan. Dengan adanya konservasi mangrove, nelayan tidak jauh-jauh lagi mencari ikan atau kepiting. Mungkin tadinya pakai bahan bakar lima liter, sekarang jadinya sisa dua liter. Pendapatan masyarakat pun semakin bertambah,” ungkapnya.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Sejahtera Kabupaten Pangkep, Hamzah, menambahkan bahwa dukungan perusahaan tersebut sangat berarti. “Mudah-mudahan Kalla bisa jauh lebih fokus ke lingkungan ketimbang perusahaan besar lainnya. Mudah-mudahan Tekolabbua bisa menjadi contoh konservasi mangrove se-Indonesia. Karena apa yang dilakukan Kalla sudah sejalan dengan hati nurani kami,” katanya.
Menjelang senja, para relawan membersihkan lumpur dari tangan dan sepatu mereka. Di belakang mereka, ribuan bibit mangrove berdiri rapi, menatap laut yang berkilau. Setiap pohon kecil itu menjadi simbol janji untuk menjaga pesisir, kehidupan, dan masa depan.