Trending

Reuni, Kajari Sidrap Malming Bareng Djusman AR Menyeruput Kopi Susu dan Cicipi Pisang Goreng di Warkop Lagota

Kajari Sidrap H Samsul Kasim bareng Djusman AR terlihat santai menikmati malam minggu (malming) di Warkop Lagota. Mereka reunian menyeruput kopi susu dan mencicipi pisang goreng spesial. Sungguh nikmat!

MAKASSAR, BERANDANEWS.NETKepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sidrap, Sulawesi Selatan H Samsul Kasim SH MH menyempatkan waktu mengisi malam mingguan di warkop Lagota, Toddoppuli Makassar, Sabtu (30/10/2021).

Samsul Kasim adalah penuntut pidana mati pelaku pembunuhan di Kabupaten Maros. JPU kasus korupsi PT Pare’s Bandar Madani dengan terpidana Zain Katoe (alm) dan Fresh Lande. Tim penyidik kasus korupsi bantuan sosial Pemprov Sulsel yang menjerat Andi Muallim (alm), Anwar Beddu, dan kawan-kawan. Sementara Djusman AR sebagai Direktur LP-SIBUK Sulsel, saksi pelapor dua kasus korupsi itu. Keduanya, “reunian”, bercerita santai sambil menyeruput racikan kopi susu dan mencicipi sepiring pisang goreng gurih khas Warkop Lagota.”

Kajari Samsul Kasim terlihat santai menikmati suguhan kopi susu dan pisang goreng khas Warkop Lagota bersama pegiat antikorupsi Djusman AR.  Tampak pula, owner Lagota Andis dan rekan-rekan media sambil berdiskusi ringan.

Samsul Kasim dan Djusman AR memang sejak dulu saling kenal dan akrab. Pertemuan yang berlangsung santai tersebut selain sebagai bentuk silaturahmi juga menjadi momentum reunian.

Hubungan keduanya memang sejak dulu saat Samsul Kasim bertugas  sekitaran tahun 2004 di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel. Saat itu, Samsul Kasim sebagai pemeriksa Ekonomi Pembangunan (Ekbang) sampai tahun 2010. Sementara Djusman AR bergerak di NGO antikorupsi sebagai wujud peran serta masyarakat.

Djusman AR mengenang, semasa Samsul Kasim bertugas di Kejati Sulsel tak sedikit kasus besar yang ia tangani berhasil tuntas.

“Yang pasti semasa pak haji (Samsul Kasim) menjabat di Kejati Sulsel sebagai pemeriksa Ekonomi Pembangunan (Ekbang) tak sedikit kasus besar yang heboh. Beliau tangani sampai tuntas. Beliau orangnya kalem, namun kinerjanya luar biasa,” tutur Djusman AR.

Sehari sebelumnya, Dirjen Layanan Kesehatan (Yankes) Kementerian Kesehatan RI, Prof Abdul Kadir juga menikmati suguhan pisang goreng dan kopi susu di Warkop Lagota.

Keluarga Korps Coklat Adhyaksa

Tak banyak yang mengetahui, bila Samsul Kasim adalah keluarga Adhyaksa. Ia pun mengikuti jejak keluarganya berkarier di Korps Coklat Adhyaksa.

Dalam bertugas, ia menjalankan beragam penugasan yang berat  dengan berbagai permasalahan hukum masyarakat  hingga pejabat negara tentunya bukan sesuatu hal yang mudah untuk ia lalui.

Mulai dari permasalahan pembunuhan hingga tindak pidana korupsi, harus ia tangani sebagai seorang Jaksa.

Perjalanan kariernya lumayan panang. Kajari Sidrap itu pernah menuntut mati seorang pemuda gegara membunuh orang tuanya sendiri (ayah).

Hal tersebut ia lakukan semasa menjabat di Kejari Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Perjalanan Karier Sang Adhyaksa

Sebagai informasi, Pak Aji, sapaan H Samsul Kasim, awal mulanya menjabat di Kejaksaan pada tahun 1999. Di Kejari Maros, ia sebagai Jaksa Fungsional. Kemudian menjadi Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) .

Lalu pada tahun 2004, dirinya mendapat tugas di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel sebagai pemeriksa Ekonomi Pembangunan (Ekbang) sampai tahun 2010. Lalu, tahun 2010 bergeser menjadi Kepala Seksi (Kasi) Ekonomi Moneter (Ekmon) Kejati Sulsel.

Setelah itu, Kejaksaan Agung (Kejagung) memberi amanah sebagai Kepala Tindak Pidana Khusus (Kapidsus).

Selanjutnya, ia mendapat promosi menjadi Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) di Kejaksaan Negeri (Kejari) Maluku Utara selama 4 tahun, sebelum mendapat promosi menjadi Kajari Ampana, Provinsi Sulawesi Tengah. Di posisi itu, ia menjabat selama 1 tahun 10 bulan.

Hingga pada bulan Juni tahun 2020 Lalu, dirinya mendapat amanah untuk memimpin Kejari Sidrap hingga sekarang.

Pak Ustad

H Samsul Kasim, memang sosok yang sederhana dan low profil. Sosoknya itu, sampai-sampai kalangan NGO dan sesamanya Jaksa kerap menyebutnya Pak Ustad.

Ia memang cukup aktif dalam kegiatan keagamaan, bahkan menjadi penceramah tusiah di lingkungan masyarakat. Aktivitas tambahan itu, ia lakoni di luar jam dinas. (cr/*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button