Lari Kaddaro, Permainan Tradisional yang Tergusur Gawai
MAKASSAR,BERANDANEWS.NET, —Kehadiran gawai dan teknologi games modern berbasis online telah mengubah pola perilaku dan permainan anak anak saat ini. Permainan tradisional berbasis kearifan lokal tidak lagi diminati bahkan cenderung punah. Disisi lain gawai dan media sosial bisa dijadikan sebagai sarana untuk mempromosikan kembali permainan tradisional yang terlupakan. Salah satunya adalah Lari kaddaro atau lari dengan menggunakan batok kelapa sebagai media alas pada kaki pengganti sepatu, seperti yang dilaksanakan oleh sekolah penggerak UPT SPF SMPN 27 Makassar.
Menyemarakkan HUT RI ke-78, SMP Negeri 27 Makassar menggelar lomba-lomba khas menyambut hari kemerdekaan seperti lomba lari karung, tarik tambang, lomba lari balok, fashion show, dance, dan berbagai lomba lainnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah lari kaddaro yang merupakan permainan tradisional berbasis kearifan lokal. Permainan ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya besar. Cukup dengan batok kelapa yang dipotong dua sama besar dan tali sebagai pegangan. Meski sederhana permainan ini sebenarnya memiliki manfaat yang baik untuk melatih kekuatan, fokus dan keseimbangan anak didik.
Panitia penyelenggara Rosdianto, S.Pd.I, menjelaskan bahwa permainan ini sengaja diperlombakan untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional yang ada. “lomba ini bertujuan agar peserta didik kita mengenal kearifan lokal daerahnya seperti permainan tradisional lari kaddaro ini” beber Rosdianto. Selain itu pihak sekolah juga berencana memasukkan permainan tradisional ini sebagai salah satu projek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema kearifan lokal.
Siswa yang mengikuti lomba ini juga mengaku senang meski mengalami kesulitan dalam memainkan permainan ini. Salah satunya adalah Fikri siswa kelas IX.9 yang ditunjuk menjadi perwakilan kelasnya dalam perlombaan lari kaddaro ini. Fikri mengaku butuh fokus memainkan permainan ini karena lapangan sekolah yang licin. “Permainan tadi sangat seru dan menyenangkan. Tingkat kesulitannya tempurung kelapa itu sangat licin dan mudah terjatuh, tapi kita harus fokus dalam permainan ini” ungkap Fikri. Meski mengaku sempat terjatuh saat latihan, Fikri berhasil menjadi Jawara dalam permainan ini. (*/rls)