BRILink Menjadi Solusi Pedagang Kelontong di Sekitar Tugu Monas
JAKARTA, BERANDANEWS.NET – Di Perumahan padat penduduk di kawasan Jalan Kebon Sirih, sekitar satu kilometer dari Tugu Monas di Jakarta Pusat, warga tidak perlu khawatir tidak mendapat layanan perbankan pada tengah malam sekalipun.
Di tempat ini ada layanan BRILink yang di kelola oleh pedagang kelontong Wahyudin. Namanya Agen Wafa, di Jalan Kebon Sirih RT 014/RW 02, Jakarta Pusat. Wafa, nama anaknya yang kedua untuk di abadikan menjadi nama agen BRILink.
Selain melayani pembeli barang berbagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, seperti beras, bumbu masak, sabun, makanan ringan, dan minuman, Wahyudin juga sibuk melayani jasa perbankan dalam berbagai keperluan.
Seperti layaknya kantor bank atau ATM Bank, di meja warung kelontong Wahyudin yang sempit terdapat perlangkapan untuk tarik dan transfer antar bank, BRI-BRI atau BRI ke non-BRI.
Baca Juga : Doa Andi Sudirman untuk Putri Anies Baswedan di Hari Nikahnya
Bahkan kata Wahyudin, BRILink juga melayani masyarakat yang tidak punya rekening bank atau kartu ATM sama sekali. “Yang penting mereka tahu alamat tempat agen BRILink terdekat. Nanti uang bisa di terima di agen BRILink terdekat.
Dengan menjadi agen BRILink, Wahyudin bisa melayani setor tunai, tarik tunai, registrasi, bayar listrik, bayar telepon, bayar cicilan, beli pulsa, transfer, dan Top Up BRIZZI.
Memang BRILink di desain sebagai perluasan bank tanpa kantor. Pelaksanaanya di serahkan kepada nasabah yang sudah mendapat sertifikat agen BRILink yang di tunjuk BRI Cabang terdekat.
Agen BRILink melayani transaksi perbankan secara real time online menggunakan fitur EDC miniATM BRI atau BRILink Mobile. Semua transaksi keuangan dikenakan tarif biaya transaksi kepada customer.
Sekali transaksi, kalau mentransfer uang ke sesama rekening BRI dikenakan Rp 5.000. Tetapi jika mentransfer dana untuk rekening bank non-BRI, di kenakan biaya Rp 15.000 per transaksi.
“Biaya transaksi itu menjadi pendapatan bagi agen BRILink dan bank BRI, dengan sistem pembagian
sharing fee,” tutur Wahyudin.
Yang menyenangkan bagi Wahyudin, bukan hanya pendapatan hasil pembagian fee dengan BRI, barang dagangannya juga laku dibanding sebelum menjadi agen BRILink.
“Warga di sini kalau mentransfer atau menarik dana tunai, atau minta layanan perbankan lainnya, banyak yang sambil beli minuman atau makanan. Omset penjualan barang dagangan saya ikut meningkat,” tutur Wahyudin yang sudah menjadi agen BRILink selama dua tahun.
Sebelum menjadi agen BRILink, usaha warung kelontong yang di rintisnya lima tahun lalu, awalnya tidak seperti sekarang ini.
“Sebelumnya pendapatan bersih sekitar Rp 5 juta per bulan, sekarang pendapatan saya sekitar Rp 20 juta per bulan,” kata Wahyudin, pria kelahiran Wajo, Sulawesi Selatan 32 tahun silam itu.
Karena pendapatannya meningkat, ia pun mulai bisa menabung, serta membeli tanah di kampung halamannya, Wajo.
Ia ingin membeli tanah di Jakarta untuk usaha warung kelontong. Sebuah toko yang di jadikan tempat usaha sekarang ini di sewa tahunan oleh Wahyudin. Setahun Rp 50 juta.
Dengan menjadi agen BRILink usahanya sekarang semakin mantap. Jumlah transaksi mencapai 2000 per bulan, nilainya sekitar Rp 1 milyar per bulan.
Baca Juga : Kondisi TPA Memprihatinkan, Wakil Wali Kota Makassar Minta Warga Pilah Jenis Sampah
Agen BRILink sekarang sudah tersebar hingga seluruh Indonesia, hingga pelosok tanah air. Per 31 Mei 2022 jumlah agen BRILink mencapai 560.095 unit, nilai transaksi kotor Rp 529 triliun, dan pendapatan berdasarkan fee Rp 587 miliar.
Agen BRILink kini tersebar mulai tugu Monumen Nasional (Monas) hingga desa-desa di seluruh Indonesia.
Soal waktu pelayanan, kata Wahyudin, jangan khawatir di agen BRILink. “Kapanpun saya layani sampai malam. Kalau kantor bank, malam hari kan tutup. Semua warga di kampung ini sudah tahu layanan BRILink sampai malam. Mereka dapat informasi dari mulut ke mulut,” kata Wahyudin dalam wawancara Jumat sore 29 Juli 2022 di depan kiosnya, di Kebon Sirih Barat, Jakarta Pusat yang ramai.
Ketika wawancara berlangsung, Wahyudin didampingi petugas pendamping BRILink Reki Rezzana Hermawan. Hadir dalam wawancara itu antara lain Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi DKI Iwan Jamaludin. (*)